Tajuk: Larangan Memfitnah

PENDAHULUAN
Satu sikap yang merosakkan sesuatu kebahagiaan umat Islam ialah 'suka membawa mulut', mereka-reka serta menambah cerita buruk, malah melaga-lagakan orang sehingga kisah yang pendek menjadi panjang. Ia juga disebut menabur fitnah iaitu menceritakan keburukan orang kepada individu tertentu dengan tujuan menimbulkan kebencian dan permusuhan terhadapnya. 

Kesan daripada perbuatan itu bukan hanya merugikan seorang dua, malah menyebabkan hilangnya perasaan kasih sayang, hormat dan kepercayaan, sehingga runtuh segala sendi kebahagiaan rumahtanggASikap seperti itu sangat tercela. Ia satu daripada perbuatan dosa besar yang akan mendapat ancaman seksa amat berat di hari pembalasan kelak. 

Antara faktor yang menimbulkan fitnah ialah dorongan perasaan terhadap orang lain, ditambah kekurangan iman dan tiada kefahaman mengenai larangan dan kemurkaan Allah, malah hati dan jiwa seseorang yang kotor, lemah tahap pemikirannya dan sukar menerima kebenaran. 

"Adapun orang yang berpenyakit dalam hati mereka, maka surah itu menambahkan kekotoran pada kekotoran yang sedia ada pada mereka dan mereka mati, sedang mereka berkeadaan kafir (at-taubah:125)
Faktor lain yang mendesak seseorang melakukan fitnah kepada saudaranya ialah kerana ingin mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri dan dak waannya, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada orang yang jadi mangsanya. 

Rasulullah Sallallahu ‘alaih wa sallam menegaskan, menyelidiki rahsia dan memfitnah orang lain yang baik, termasuk ciri orang munafik yang mengaku beriman dengan lidahnya, sedangkan hatinya benci. Mereka di hari kiamat akan dibebani dengan dosa besar di depan Allah. 

Hari ini medan menabur fitnah terlalu banyak. Dengan perkembangan teknologi semakin mudah pula mengadakan cerita palsu, fitnah dan segala celaan dengan cepat tersebar ke seluruh rantau. 

Sesungguhnya orang yang suka menghebah tuduhan yang buruk di kalangan orang yang beriman, bagi mereka azab yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat dan ingatlah Allah mengetahui segala perkara sedang kamu tidak mengetahui. "Dan kalaulah tidak kerana adanya limpah kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu, dan sesungguhnya Allah amat melimpah belas kasihanNya. (an-Nur :11-20)

Pengertian fitnah
Fitnah ialah mengadakan keburukan dan kekurangan orang lain, menokok tmbah keaiban dan kelemahan orang dan memalsukan kebaikan sehingga menjadi keburukan itu dinamakan fitnah. Daripada semua bahagian kerosakan budi yang telah dihiraukan sebelum ini, fitnah menduduki tangga teratas dari segi keji dan rosaknya budi dalam berbahasa. Ia boleh berlaku dalam bentuk lisan dan tulisan, iaitu surat layang dan surat beracun. Ia dilarang keras oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dlm ayat yang bermaksud kecelakaan besar(neraka wel)bagi tiap-tiap pencaci dan pengeji (pengumpat dan pemfitnah) (surah al-Humazah:104:1)

Jenis fitnah
Terdapat beberapa ditnah di dalam agama antaranya ialah fitnah bermakna syirik dan fitnah bermakna maksiat. 

Fitnah bermakna syirik: Firman Allah Subhanahu wa ta’ala bermaksud: Dan perangilah mereka itu hingga tiada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka (Al-Baqarah 193)

Adalah wajib untuk memerangi orang-orang kafir musyrik itu sehingga fitnah mempersekutukan Allah Subhanahu wa ta’ala dapat dihapuskan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam surah Al-An’am ayat ke 23 maksudnya; Demi Allah !tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. Iaitu tiadalah akibat kesyirikan itu dan urusan mereka melainkan mereka mengingkari dan melepaskan diri daripada kesyirikan tersebut. Hakikatnya adalah syirik dimana para pendukongnya menyeru kepada perbuatan tersebut dan barangsiapa yang tidak terfitnah (mengikut ajakan mereka) akan disiksa. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala 

Maksudnya:- sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah (siksaan, bencana dan sebagainya) kepada orang-orang yang beriman lelaki dan wanita kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab neraka dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (Al-buuruj:10) 

Fitnah bermakna maksiat: Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : Maksudnya:- Di antara mereka ada orang yang berkata; berilah keizinan (tidak pergi keluar ke jalan Allah untuk berjihad) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus kedalam fitnah (At-taubah:49)

Orang-orang munafik yang tidak mahu ke tabuk (daerah kekuasaan Rom) dengan berdalil khuatir akan tergoda oleh wanita-wanita Rom meminta keizinan Rasulullah Sallallahu ‘alaih wa sallam untuk tidak menyertai baginda ke san. Maka turunlah ayat ini membuka rahsia mereka dan menjelaskanbahawa keenganan mereka itu adalah disebabkan kelemahan iman mereka dan itu adalah satu fitnah sebagaimana fitnah yang berlaku ke atas seorang lelaki disebabkan keenganan akibat kecintaan yang berlebih-lebihan kepada keluarga, anak isteri harta dan sebagainya sepertimana fitnah yang berleluasa di kalangan orang-orang Islam. ini adalah maksiat di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman menempelak orang –orang sebegini di dalam surah At-Taubah ayat ke 24 bermaksud :- Katakanlah! Jika bapa-bapa kamu, anak-anak, saudara-saudara, dan isteri-isteri kamu, keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuathir kerugian dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai dari Allah dan Rasulnya dan (dari) berjuang di jalan Allah mendatangkan keputusaannya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang –orang yang fasik. 
Di dalam ayat ini jelas menunjukan jika kelapan-lapan perkara ini lebih dicintai oleh seseorang daripada Allah Subhanahu wa ta’ala dan RasulNya dan berjuang untuk menengakkan agama Allah   Subhanahu wa ta’ala  maka ia termasuk di dalam golongan orang-orang yang fasik; mereka yang beriman yang melakukan dosa. 

Terdapat beberapa jenis fitnah antaranya seperti fitnah mata, fitnah telinga dan fitnah lidah. :-

Fitnah mata :
Perintah tersebut masih berlanjut. “Bila kalian menguasai peluang tersebut, lalu lanjutkan ke langkah yang berikutnya. Cegahlah mata jangan sampai melihat hal-hal yang mengandung i’tibar (pelajaran). Buatlah matanya memandang semua keindahan yang sekadar tipuan dan permainan. Kalau dapat selewengkan penglihatannya, sehingga ia alpa dan tertipu. sesungguhnya yang demikian itu lebih mudah untuk mendekatinya dan melekatkan jiwanyASetelah itu serbulah dan rampaslah celah-celah mata itu. Dari sinilah kalian bias mencapai kehendak kalian. ”
Sebenarnya setan tidak merusak manusia dengan sesuatu apapun, seperti merusak mata, kecuali ditanamkan dalam hati itu benih-benih syawat. Lalu setan membuatnya berkhayal hingga dapat menuntut manusia ke puncak hawa nafsu. Untuk melepaskan diri dari pelindungan setan, janganlah lalai untuk menjaga celah-celah tersebut. 

Setan masih mengobarkan perjuangannya melawan manusia, katanya:

“rusaklah hati (manusia) semaksimal mungkin menurut kemampuan, dan lemahkanlah keadaanya. Buatlah ia merasa ringan dalam menghadapi permasalahanya dan katakanlah kepadanya:” batas-batas yang memangilmu untuk bertasbih kepada Allah pencipta, dan renungan akan keindahan ciptaan-Nya, bagusnya gambar atau rupa diciptakan hanya agar orang yang melihatnya. Allah tidak menciptakan untukmu kedua mata secara sia-sia, dan tidak menjadikan gambar atau rupa tersebut untuk dilewatkan oleh pandangan. ”kalau kalian menemukan sedikit ilmu yang ada padanya, rusaknya akalnya, katakanlah kepadanya; “fenomena ini adalah diskripsi dan penjelas kebenaran. “kemudian panggillah ia (hati itu), ajak pada perkataan tersebut untuk bersatu atau menyatu. Bila tidak mahu menerima, perjuangkan perkataan itu menancap dalam akalnya melalui jalan umum mahupun khusus. jangan kalian merasa puas sebelum berhasil. dengan cara itu, maka ia menjadi saudara nasrani. Pada saat itu suruhlah ia untuk menjauh dan menjaga diri (seolah-olah suci), ibadah serta “zuhud” terhadap dunia (seperti para pendeta). Pancinglah ia dan sertakan bersamanya orang-orang yang bodoh. Ini adalah kepimpinanku dalam tentera yang terbesar. ” Demikian raja setan memerintahkan. 

Fitnah telinga
Raja kafir it uterus memberikan pengarahannya:
“intailah celah-celah telinga. Jangan sampai masuk musuh dari celah telinga tersebut dan merosak kalian. Bersungguh-sungguhlh, jangan mengintai, jangan sampai ada yang masuk melaluiya kecuali hal-hal yang batil. Sesungguhnya kebatilan itu begitu ringan menghadapi jiwa, memperdaya dan menhiasainya. Pilihlah kata-kata yang paling sedap dan yang paling mempersona untuk menyihir lubuk hati, dan campur-baurkan dengan segala hal yang menjadi kesenangan nafsu(jiwa) tersebut. Bila kalian(wahai setan-setan) melihat ada kelemahan pada manusia tersebut terhadap nafsu, doronglah ia agar bercinta dengan para perempuan. Setiap kalian menemukan hal-hal yang dianggap bagus olehnya, maka buatlah agar ia selalu mengingatnya. Awas! Jangan sampai ada yang masuk melalui celah-celah telinga ini sedikitpun dari kalam Allah, hadis rasul, atau nasihat dari para pemberi nasihat. Kalau kalian terkalahkan oleh hal-hal itu, dan masuk kedalamnya sesuatu yang membahayakan kalian, halangilah pengertinnya serta usaha dan pemikirannya, baik dengan memasukkan lawannya ataupun kebaikan atas hal-hal tersebut. Membesar-besarkan bahwa ini adalah hal yang menghalangi antara jiwa (nafsu)dengan hal-hal tersebut. Tutuplah jalan kesana hingga hal ini menjadi beban yang memberatkan, tidak bebas meraihnya, dan sebagainya. 

Atau bisa juga dengan peringanan dan pemberian izin (ruhsah) pada jiwa(nafsu) bahawasanya kesibukan atau pekerjaan itu harus unggul di depan orang lain, mulia dan istimewa di hadapan banyak manusia sehingga yang berminat menjadi lebih banyak. Adapun yang haq (kebenaran) harus disingkirkan. Pembicaraan tentang kebenaran adalah penghalang bagi jiwa dan musuhnya. Bahkan, dapat menjauhkan jiwa dari musuh tersebut. Dan keuntungan yang dapat diperoleh dari manusia adalah lebih utama dengan jalan mementingkan hal tersebut. Itu amat celaka bagi kita, setan-setan. Kalian masukkan terus kebatilan ke dalam diri seseorang yang merasa ringan dan bersedia menerimanya. Jauhkan kebenaran dari seseorang yang merasa benci dan merasa berat dgn kebatilan. ”
Kalau pembaca menghendaki untuk mengetahui lebih dalam, lihatlah saudara-saudara mereka yang terdiri dari setan-setan manusia. Bagaimana mereka menyimpankan perintah kebaikan dan menyimpankan larangan terhadap kemungkaran dengan berbagai jalan. Akhirnya, ketergelinciran sebahagian besar manusia terjadi kerana menghadapi cubaan-cubaan yang tidak mampu ditanggung dan memarakkan penyebaran fitnah di antara mereka. Para setan manusia itulah yang mengelincirkan pengikut-pengikut sunnah dan penerapan pemahaman yang salah terhadap sifat-sifat Allah, sebagaimana telah disifatkan sendiri oleh Allah dan Rasul-Nya. Pemahaman yang salah tersebut adalah dirumuskannya penyifatan Allah secara jasmaniah, penyerupaan, mengiaskan Allah dan member makluk dengan Allah. Mereka menyamakan duduknya Allah di Arsy seperti duduknya manusia, dan mereka menamakan turunnya Allah kelangit dunia untuk memberikan pertolongan sebagai gerakan Allah dan perpindahan, dan menafsirkan tangan Allah dan wajah-Nya sebagai anggota badan seperti yang kita miliki. 

Fitnah lidah
Sabda Rasulullah Sallallahu ‘alaih wa sallam yang bermaksud: “Tidak masuk syurga orang yang suka menyebarkan fitnah. ” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sumpah palsu termasuk perbuatan yang mendapatkan azab besar. Selanjutnya, dalam suatu hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah r. a. disebutkan, sumpah palsu termasuk di antara perbuatan yang berdosa besar (Hadis Riwayat Tirmidzi). 

Bahkan, masih menurut riwayat Abu Hurairah, termasuk dalam lima dosa besar yang tidak diampuni dengan kafarat ialah sumpah palsu dengan maksud mengambil harta orang lain. 

Rasulullah Sallallahu ‘alaih wa sallam. bersabda kepada Sayyidina Ali k. w. yang bermaksud :
"Wahai Ali ! Berbuatlah jujur sekalipun hal itu akan membahayakan dirimu diduniASesungguhnya kejujuran itu bermanfaat di kemudian hari. Dan janganlah berdusta sekalipun bermanfaat bagimu ketika itu kerana kedustaan itu akan menyulitkan kamu di kemudian hari. "

Nabi Sallallahu ‘alaih wa sallam. bersabda maksudnya : “Empat perkara, siapa yang terdapat padanya empat perkara ini, maka ia adalah munafik tulin, dan siapa yang terdapat padanya salah satu darinya, maka padanya ada satu ciri kemunafikan; apabila diberi amanah ia berkhianat, apabila bercerita ia berdusta, apabila membuat janji ia mungkiri dan apabila berdebat ia curang. ” (Hadis Riwayat Bukhari no. 34, 2459, 3178 dan Muslim no. 2635. dari Abdullah bin Amr bin Ash r. a.)

Ketahuilah, bahwa lisan itulah yang membinasakan anak adam (manusia) dan yang paling menjerumuskan mereka ke dalam api neraka. Telah banyak orang orang yan tewas tertawan dan telah banyak pula luka yang ku ambil dari celah-celah mulut ini. 

Aku menasihati kalian (wahai anak setan) dengan wasiat, maka jagalah baik-baik. Hendaklah salah satu dari kalian berbicara untuk menyambungkan hal tersebut melalui lidah pendengarnya yang lain dengan perkataan yang(seolah-olah) bagus, mengangungkan Allah dan kagum atas-Nya, mintalah saudaramu itu mengulangi perkataan yang mempersona. Jadilah kalian pembantu manusia dengan segala cara dan jalan, masukkanlah hal-hal (seolah-olah) baik ke dalam diri manusia dari setiap pintu. 

Wahai manusia halangilah setan-setan yang hendak mengintai di setiap jalan. Apakah kalian tidak mendengar sumpah yang Allah ucapkan kepada setan ketika Allah berfirman yang bermaksud: setan berkata, ”maka kerena Engkau sesatkan aku maka akan aku hadang mereka pada jalan-Mu yang lurus. Kemudian akan aku datangi mereka dari depan, belakang, kanan dan kiri mereka, dan Engkau (Allah) tidak akan mendapatkan sebahagian besar dari mereka sebagai orang-orang yang bersyukur”. (QS. Al-A’raf:16-17)

Sebab-sebab mengapa seeorang itu membuat fitnah. 
semua sebab yang mendorong seseorang itu mengumpat yang telah diterangkan sebelum ini juga merupakan sebab mengapa seseorang itu membuat fitnah. Cuma tahap kemarahan, tidak puas hati, dan dengki itu lebih tinggi daripada orang yang mengumpat. oleh sebab terlalu banyak perkara yang tidak benar dan palsu dalam fitnah itu, orang yang buat fitnah biasanya tidak diketahui pada peringkat awal kerana ia tidak mahu bertanggugjawab dan dia pasti apa yang dilakukannya sebahagian besar adalah palsu belaka seperti surat laying dan sebagainya. Pembuat fitnah kurang Berjaya jika tidak dibantu oleh orang yang menyebarkannyASebab itulah taraf orang yang membuat fitnah dan orang yang menyebarkannya adalah sama dan mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Hal ini dijelaskan oleh rasulullah Sallallahu ‘alaih wa sallam. dalam hadith yang diriwayatkan oleh al-Tabrani daripada Abu Hurairah yang bermaksud; yang paling dikasihi oleh Allah antara kamu ialah mereka yang baik akhlak (tingkah laku) yang merendahkan sayapnya (merendahkan diri), yang suka dengan orang dan yang disukai orang. Dan paling dimarahi oleh Allah ialah mereka yang pergi membawa fitnah, yang menceraiiberaikan antara saudara dan mencaci orang yang tidak bersalah akan kesalahannyASelain itu factor seseorang melakukan fitnah juga adalah seperti hasad dengki terhadap kelebihan yang ada pada orang lain, rasa bangga dengan kelebihan yang ada pada diri sendiri, enggan mengakui kelebihan orang lain, bimbang persaingan hidup dan ingin melihat orang lain menderita. 

Implikasi memfitnah
fitnah lebih besar daripada semua jenis kerosakan budi dalam berbahasa yang telah disenaraikan sebelum ini. Ia lebih dasyat daripada membunuh. Hal ini disebabkan jika membunuh ia melibatkan orang tertentu dan berakhir pada masa tertentu. Tetapi fitnah itu boleh menimbulkan kehuruharaan, kemusnahan harta dan nyawa dalam jangka masa yang panjang yang sukar untuk disekat. Oleh sebab itulah Allah Subhanahu wa ta’ala. melarang keras perbuatan terkutuk ini. Oleh sebab orang yang membuat fitnah itu tersembunyi, maka Alla Subhanahu wa ta’ala. memerintahkan agar orang yang menyebarkannya itu ditolak. Hal ini dijelaskan dalam surah al-Hujurat:49:6 yang bermaksud; 
wahai orang yang beriman: jika datang kepadamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu tentangnya, hingga menyebabkan kamu menyesali apa yang telah kamu lakukan. 

sebab-sebab Islam melarang perbuatan fitnah
antara sebab-sebab Islam melarang perbuat fitnah adalah kerana fitnah ini akan merosakkan keharmonian dan juga keamanan dalam kalangan masyarakat. Selain itu fitnah dilarang juga kerana akan menimbulkan perpecahan dan perbalahan dalam perkauman. Bahkan ianya juga dapat menjatuhkan maruah/imej seseorang. Dosa fitnah itu lebih dasyat daripada membunuh. 

Akibat perbuatan memfitnah
akibat apabila kita membuat fitnah ialah akan berlaku huruhara dan permusuhan dalam kalangan manusia sesame manusia, selain itu masyarakat Islam akan menjadi lemah dan mundur. Bahkan masyarakat juga akan berpecah belah selain hubungan siraturahim antara keluarga atau masyarakat akan terputus disebabkan fitnah ini. Fitnah juga member peluang kepada musuh-musuh Islam menghapuskan syiar dan umat Islam. 

cara-cara mengatasi perbuatan memfitnah
cara-cara mengatasi perbuatan memfitnah antaranya adalah menanamkan sifat kasih sayang sesama muslim, selain itu kita hendaklah menjadikan al-Quran dan al-Sunnah menjadi panduan dalam menyelesaikan masalah bukan kepada manusia. Bahkan kita juga perlu sentiasa melakukan penilaian terhadap diri sendiri (muhasabah diri) serta rela dengan ketantuan yang Allah tetapkan. Selain meningkatkan diri dengan ilmu pengetahuan dan amal soleh. 

Abu Laits as-samarqandi berkata: jika orang memberitahu kepadamu bahawa fulan menjelekkan engkau, maka harus menghadapinya dengan enam macam: 
1. Jangan percaya, kerana tukang fitnah itu tidak dapat diterima persaksiannyASebagaimana firman Allah yang bermaksud: 
Hai orang yang beriman, jika datang kepadamu seseorang fasik (satu kaum) membawa berita, maka hendaklah kamu selidik, jangan sampai kamu membalas kepada suatu kaum dengan kebodohan, maka kamu kelak akan merasa menyesal. 
(Al-Hujuraat:6)
2. Engkau harus mencegahnya dari fitnah itu, sebab nahi mungkar itu wajib. 
3. Engkau harus membenci kepadanya, sebab telah membuat maksiat. 
4. Engkau jangan bersangka jahat terhadap saudaramu yang difitnah itu, sebab jahat sangka terhadap sesama muslim itu haram, firman Allah: “inna ba’dhadh dhanni itsmum (sebahagian dari sangka-sangka itu dosa)
5. Jangan kamu selidik keadaan orang yang difitnah itu, sebab Allah melarang mencari-cari kesalahan orang. 
6. Apa yang tidak engkau suka dari perbuatan orang yang memfitnah itu, maka jangan sampai berbuat seperti itu, iaitu engkau jangan memberitahu kepada siapapun apa yang dikatakan oleh tukang fitnah itu. 

Penutup
Fitnah biasanya disebarkan bertujuan memburukkan individu atau kumpulan. Pada masa sama, perbuatan itu dapat menonjolkan diri seseorang itu sebagai lebih baik dan lebih layak berbanding orang yang diburukkan itu. Mungkin ramai menyangka perbuatan menyebarkan berita fitnah hanyalah satu kesalahan kecil. Sebab itu, perbuatan seumpamanya dilakukan seperti sewenangnya. Hakikatnya dosa membuat fitnah digolongkan sebagai dosa besar dan dosa sesama manusia. Justeru, dosa itu tidak akan diampunkan Allah, melainkan orang yang difitnah itu memberi keampunan terhadap perbuatan itu. 

Dosa membuat fitnah menjauhkan diri dari syurgASabda Rasulullah Sallallahu ‘alaih wa sallam bermaksud: “Tidak masuk syurga orang yang suka menyebarkan fitnah. ” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim). Dosa menyebar fitnah umpama api membakar ranting kering kerana ia cepat merebak dan akan menjadi abu sepenuhnya. Dosa menyebar fitnah menyebabkan pahala terdahulu dihilangkan sehinggakan penyebar fitnah akan menjadi muflis di akhirat nanti. 

Setiap Muslim perlu menjauhi diri daripada perbuatan terkutuk itu. Untuk menjauhkan diri daripada semua bentuk fitnah dunia ini, maka kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan memohon perlindungan berlindung dari keburukan fitnah dunia. Disamping itu kita harus mengukuhkan pemahaman kita tentang hakekat dunia, risalah manusia dan keyakinan tentang hisab dan hari akhirat. 

Fenomena Fitnah akan sentiasa berlegar dalam masyarakat kita. Mintalah petunjuk dari Allah agar kita dijauhkan dari tipu daya syaitan dan manusia dan agar kita tidak termasuk dalam golongan-golongan manusia yang suka menabur fitnah. Marilah kita segera bertaubat dan kembali kepada hukum Allah sementara nyawa masih ada di badan dan memperbanyakkan berdoa. 17

Rujukan

1. Daud, M. B. (1995). Budi bahasa Dalam Tamadun Islam. Persiaran Mewah Bandar Tun Razak, Cheras, Kuala Lumpur: Mas; adah SDN. BHD. 
2. Abu Khairy Al-Latifi Al-binori, 1993. fadilat dan adab amalan ziarah saudara seislam. 15A, tingkat 1 wisma yakin jalan masjid india 50100 Kuala Lumpur:Darul Nu'man. 
3. IBNUL QAYYIM AL-JAUZI, Terapi penyakit hati. Jl. melur Blok Z No. 7 jakarta 13440. :pustaka mantiq. 
4. MOHAMAD FARHAN BIN MUHAMED, Pendidikan Islam. naluri creative, perpustakaan Negara Malaysia. 
5. ABU LAITS As-Samartqandi, tanbihul Ghafilin(peringatan bagi yang lupa)syarikat peecitakan Ihsan. 

Ustaz Abd Aziz bin Harjin
Pensyarah Tamadun Islam
Universiti Teknologi MARA Perlis
013-400-6206, 011-1070-4212
http://abdazizharjin.blogspot.com